IQNA

Surah-Surah Alquran/ 95

Penciptaan Manusia dengan Sebaik-baiknya

18:31 - July 16, 2023
Berita ID: 3478645
TEHERAN (IQNA) - Allah telah menunjukkan dalam beberapa ayat Alquran bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam keadaan terbaik, tetapi manusia itu sendirilah yang harus dapat menggunakan kemampuan yang ada di dalam dirinya dengan sebaik-baiknya.

Surah kesembilan puluh lima Alquran disebut At-Tin. Surah dengan 8 ayat ini berada di juz ketiga puluh. "Tin", yang merupakan salah satu surah Makkiyah, adalah surah kedua puluh delapan yang diturunkan kepada Nabi Islam (saw).

Penamaan surah ini dengan At-Tin (ara) karena Allah bersumpah dengan itu di ayat pertama.

Surah At-Tin adalah salah satu surah yang diawali dengan sumpah, dan Allah bersumpah dengan empat hal (buah ara, zaitun, tanah Sinai dan kota Makkah). Buah ara disebutkan satu kali dan buah Zaitun disebutkan enam kali dalam Alquran.

Fokus utama surah At-Tin adalah menjelaskan masalah kebangkitan dan pahala akhirat. Surah At-Tin berbicara tentang datangnya hari kiamat, hisab Allah dan pahala akhirat. Pertama, mengisyaratkan pada penciptaan manusia dalam bentuk yang paling tepat, dan kemudian memaparkan bahwa sebagian orang tetap pada fitrah aslinya; tetapi beberapa mencapai kedudukan terendah. Oleh karena itu, penciptaan manusia didasarkan pada fitrah Ilahi dan “Ahsan taqwim” (keadaan terbaik), tetapi manusia terbagi menjadi dua kelompok, beriman dan kafir.

Allah mengambil empat sumpah untuk mengatakan bahwa Dia menciptakan manusia yang layak dan pantas dalam segala hal. Namun setiap manusia, sesuai dengan pertumbuhan dan kemampuannya, memiliki bakat untuk mencapai kedudukan tertinggi dan menikmati kehidupan abadi yang penuh kebahagiaan dan jauh dari kemalangan dan kezaliman di sisi Tuhannya.

Menurut beberapa ahli tafsir, kalimat "Ahsan taqwim" adalah kesesuaian tinggi dan tubuh dan keteguhan penciptaan manusia di masa muda, dan "asfal safilin" adalah kelemahan dan kelambanan manusia di usia tua, tetapi menurut ayat keenam surah, menerima pendapat ini, dimana mengecualikan orang-orang beriman dan perbuatan saleh dari jatuh ke dalam "asfal safilin".

Berbagai teori telah dikemukakan tentang dua kata "Tin" dan "Zaitun". Menurut sejumlah mufasir, dua hal tersebut adalah dua makanan favorit orang Arab. Beberapa yang lain menganggap Tin dan Zaitun merujuk pada dua masjid, satu di Syam (Suriah) dan lainnya di Yerusalem (Palestina), atau dua gunung Tina dan Zita, yang terletak di dua wilayah tersebut.

Ada juga yang menganggap keduanya, karena adanya dua frasa "Tur Sinin" dan "Balad Amin", merujuk pada tempat-tempat di Suriah dan terkait dengan tempat kelahiran dan kehidupan Isa (as).

Sebagian besar mufasir menganggap "Tur Sinin" sebagai Gunung Sinai (tempat Nabi Musa berbicara kepada Tuhan) dan "Balad Amin" sebagai Makkah di Arab. (HRY)

captcha