IQNA

Surah-Surah Alquran/ 93

Perhatian Khusus Alquran kepada Anak-Anak Yatim dalam Surah Ad-Dhuha

20:47 - July 09, 2023
Berita ID: 3478613
TEHERAN (IQNA) - Ada kelompok yang hidup dalam masyarakat yang kehilangan ayah atau ibunya tanpa ia mau dan mereka membutuhkan perhatian dan bantuan dari sudut pandang spiritual. Alquran memiliki penekanan yang jelas pada perhatian khusus kepada anak yatim, yang sebagian dinyatakan dalam Surah Ad-Dhuha.

Surah kesembilan puluh tiga Alquran disebut "Ad-Dhuha". Surah dengan 11 ayat ini berada di juz ke-30. "Ad-Dhuha", yang merupakan surah Makkiyah, adalah surah ke-11 yang diturunkan kepada Nabi Islam.

"Ad-Dhuha" mengacu pada awal hari dan penyebaran cahaya saat matahari terbit. Kata ini muncul di ayat pertama surah ini, dan karennya, surah ini disebut "Ad-Dhuha".

Surah ini memiliki tiga bagian; bagian pertama, menyatakan dua sumpah dan menekankan dukungan Nabi Islam (saw). Bagian kedua, syukur atas nikmat-nikmat Ilahi. Bagian ketiga adalah menjelaskan tiga perintah moral dan sosial: menyayangi anak yatim, membantu yang membutuhkan, dan mengingat nikmat-nikmat Allah.

Surah ini merupakan salah satu surah yang diturunkan kepada Nabi saw. Untuk beberapa waktu, tidak ada surah yang diturunkan kepada Nabi Islam (saw) dan orang-orang kafir mengejeknya bahwa Tuhan telah meninggalkannya. Dalam situasi seperti itu, surah Ad-Dhuha diturunkan. Surah Ad-Dhuha memberitahu Nabi bahwa Allah tidak meninggalkanmu. Kemudian menjelaskan nikmat-nikmat Allah kepada Nabi.

Surah Ad-Dhuha dimulai dengan dua sumpah; "Siang hari" dan "Malam saat tenang". Kemudian memberi kabar kepada Nabi Islam (saw) bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya.

Kemudian memberinya kabar gembira bahwa Allah akan memberinya banyak nikmat sampai dia bahagia dan puas. Di bagian terakhir, dia mengingatkan masa lalu dan kehidupan Nabi Islam (saw), dimana Allah selalu mengasihi dan mendukungnya di saat-saat tersulit dalam hidupnya. Oleh karena itu, di ayat-ayat terakhir, beliau diperintahkan agar berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin serta mengungkapkan nikmat Allah kepada orang lain karena nikmat yang Allah berikan kepadanya dan bersyukur kepada-Nya.

Dalam ayat keenam surah ini, disebutkan bahwa Nabi Islam (saw) adalah seorang yatim. Tafsir Majma’ al-Bayan dan Tafsir al-Mizan menjelaskan dua kemungkinan keyatiman Nabi: Pertama, Nabi kehilangan ayahnya.

Menurut apa yang telah diriwayatkan, ayah Nabi Islam (saw) adalah "Abdullah" yang meninggal sebelum atau tidak lama setelah kelahiran putranya. Dia juga kehilangan ibunya pada usia enam tahun dan kakeknya (Abdul Muththalib) pada usia delapan tahun.

Namun arti kedua dari "yatim" adalah unik dan luar biasa, seperti mutiara khusus dan unik disebut "Dur Yatim/ Mutiara Besar". (HRY)

captcha