“Fokus karya yang dipamerkan dalam pameran ini adalah dampak seni Islami pada merek Prancis berusia 175 tahun ini dan karya-karya yang diambil dari seni Iran, Arab, dan Mongolia,” menurut IQNA, mengutip Texas Monthly.
Pameran yang diselenggarakan bekerja sama dengan Museum Louvre dan disponsori oleh Cartier (perhiasan Prancis terkenal), menunjukkan bagaimana seni Islam sangat mempengaruhi Louis Cartier sebagai seorang kolektor dan yang lebih penting dari itu, cukup berpengaruh pada bisnis keluarganya dalam perhiasan dan barang-barang mewah, yang dikembangkan oleh kakeknya pada tahun 1847.
Menurut para ahli, Louis Cartier dan saudara-saudaranya sedang mencari bahan, pola, warna dan teknik yang dapat dimasukkan ke dalam pekerjaan mereka. Misalnya, gaya perhiasan yang dipasarkan dengan nama Tutti Fruti berasal dari potongan dan rangkaian bunga yang ditemukan di Mongol India. (HRY)
4057149