IQNA

Pernyataan Organisasi Malaysia tentang Penghancuran Ribuan Masjid di Xinjiang, Cina

5:59 - September 27, 2020
Berita ID: 3474630
TEHERAN (IQNA) - Dewan Penasihat LSM Malaysia mengeluarkan pernyataan yang menyerukan kepada pejabat Cina untuk menjelaskan laporan penghancuran 16.000 masjid di provinsi Xinjiang.

The New Street Times melaporkan, Dewan Penasihat Majelis Syura Ormas-ormas Islam Malaysia (MAPIM), meminta pemerintah Cina untuk menjelaskan laporan baru-baru ini tentang pelanggaran luas hak-hak Muslim di negara itu.

Sebuah wadah pemikir Australia mengatakan dalam sebuah laporan pada 25 September bahwa pemerintah Cina telah menghancurkan ribuan masjid di provinsi Xinjiang dan melakukan pelanggaran luas terhadap hak-hak Muslim.

“Kami dikejutkan oleh laporan baru-baru ini oleh sebuah wadah pemikir Australia tentang pelanggaran hak asasi manusia di Cina dan penghancuran ribuan masjid di Xinjiang oleh otoritas Cina,” kata pernyataan itu.

Menurut laporan Institut Kebijakan Strategis Australia  (ASPI), gambar-gambar satelit menunjukkan bahwa setidaknya 16.000 masjid telah dihancurkan atau dirusak total oleh otoritas Cina di provinsi Xinjiang.

Ini adalah hal yang mengerikan, dan jika itu dilakukan oleh otoritas Cina, kami akan mengecam keras tindakan kriminal yang membuat marah umat Islam di seluruh dunia ini.

Lebih lanjut laporan tersebut mengatakan: Laporan ini menunjukkan bahwa sebagian besar kerusakan terjadi tiga tahun lalu; Diperkirakan 8.500 masjid telah hancur total. Menurut laporan tersebut, kerusakan terbesar terjadi di wilayah perkotaan seperti Urumqi dan Kashgar. Jika informasi ini valid, kami ingin Cina menentukan alasan penghancuran masjid.

Pernyataan itu menambahkan: “Penyelidikan khusus harus dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama Islam dan badan internasional independen harus dibentuk dan dikirim ke wilayah itu untuk melakukan penelitian.”

Menurut laporan tersebut, masjid yang belum hancur total, kubah atau menaranya telah dihancurkan. Ini juga merupakan tindakan yang sangat kriminal dan tidak pantas. Ini harus memaksa para pemimpin negara Islam di seluruh dunia untuk merespon dengan tegas.

Di bagian lain pernyataan itu juga disebutkan: Penghancuran masjid adalah penghinaan terhadap agama Islam dan sama saja dengan mendeklarasikan perang terhadap agama ini. Ada juga laporan bahwa tidak ada tindakan yang diambil terhadap kuil Buddha di seluruh Xinjiang; kami terkejut.

Menurut laporan wadah pemikir Australia, hampir sepertiga situs suci Islam di Xinjiang, seperti makam para tetua, ziarah, dan pemakaman Muslim, juga telah dinistakan.

Tahun lalu, AFP melaporkan penemuan puluhan kuburan Islam yang hancur di mana bagian mayat dan batu nisan berserakan.

Kami ingat pernyataan para pejabat yang bersikeras memberi orang-orang Xinjiang kebebasan penuh untuk bertindak dalam praktik keagamaan mereka masing-masing.

Klaim ini harus dibuktikan, karena banyak dari kesaksian para korban yang menunjukkan bahwa pemerintah Cina telah melanggar hak-hak umat Islam untuk menjalankan agama mereka, termasuk membatasi akses pendidikan agama, melarang puasa selama Ramadan, dan pernikahan paksa dengan non-Muslim.

“Sejumlah laporan tentang lebih dari satu juta Muslim Uighur dan minoritas berbahasa Turki di barat daya Cina telah ditahan di ratusan kamp dan demikian juga dipaksa untuk meninggalkan semua kepercayaan agama atau budaya mereka harus diselidiki sepenuhnya,” lanjut pernyataan itu.

Kami menyayangkan kebijakan Cinaisasi pemerintah Cina sebagai kebijakan untuk mengubah karakteristik dan budaya umat Islam agar semuanya sejalan dengan tuntutan sistem Komunis Cina.

Orang Tiongkok tidak dapat menyangkal narasi-narasi yang bocor, sementara penyelidik independen mencegah akses ke informasi dari berbagai korban yang ingin bersaksi.

Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Mohd Azmi Abdul Hamid, Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi Islam Malaysia.

Sekarang ada kurang dari 15.500 masjid di Xinjiang, jumlah terkecil sejak Revolusi Kebudayaan Tiongkok tahun 1960-an.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Cina hari ini menyanggah wadah pemikir Australia tersebut dalam sebuah pernyataan, yang menyatakan bahwa terdapat lebih dari 24.000 masjid di Xinjiang, yang lebih banyak dari banyak negara Islam. (hry)

 

3925330

captcha