IQNA

Penentangan Ulama Syiah terhadap Kebijakan Anti-Agama Al Khalifa

9:09 - April 19, 2016
Berita ID: 3470318
BAHRAIN (IQNA) - Ulama Syiah Bahrain dengan memublikasikan sebuah statemen menentang kesinambungan penahanan ulama agama dan imam masjid oleh rezim Al Khalifa.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Press TV, para ulama ini dengan mengungkapkan kekhawatiran atas aksi-aksi diskriminasi rezim Al Khalifa dalam menahan para ulama dan introgasi imam masjid, juga meminta perubahan kinerja rezim ini.

Dalam statemen ulama Syiah Bahrain yang dipublikasikan pada Minggu (17/4) dikemukakan, ulama Syiah bukan hendak menciptakan krisis atau hasutan dan khotbah-khotbah mereka di masjid dalam rangka menjelaskan masalah agama, bukan publikasi kekerasan dan ekstremisme.

Para ulama sepertiSyaikh Isa Qassim, Syaikh Abul Hussein al-Sutari, Abdullah al-Gharifi, dan SyaikhMohammad Saleh al-Rabiei menandatangani statemen tersebut.

Ulama Syiah dalam stetemennya menyebut penyadaran masyarakat tentang masalah-masalah agama sebagai kewajiaban ulama agama dan menambahkan, jika rezim Bahrain menghalangi para ulama untuk melaksanakan kewajiban ini, maka lebih baik mengumumkan pelarangan untuk hadir di masjid untuk tidak melaksanaan salat.

Hari Minggu bertepatan dengan hari nasional kebebasan agama di Bahrain, 10 organisasi pembela HAM juga dengan memublikasikan sebuah statemen, mengumumkan penentangannya dengan pembatasan kebebasan-kebebasan agama.

Organisasi ini meminta rezim Bahrain supaya mengindahkan hak-hak masyarakat dan menjauhi diskriminasi agama.

Dalam statemen tersebut dikemukakan, dengan adanya separuh populasi Bahrain adalah imigran dan dengan adanya konteks agama dan pelbagai moral di negara ini, bertahun-tahun masyarakat hidup berdampingan satu sama lain dengan koeksistensi.

Lebih lanjut organisasi ini menegaskan, kebijakan-kebijakan diskriminasi rezim Bahrain dan serangan terhadap kelompok tertentu mereka dengan sendirinya telah menghantarkan negara pada jalan buntu.

Sementara Bahrain sejak bulan Bahman tahun 1389 (2010) merupakan gelanggang penyelenggaraan protes-protes jalanan masyarakat yang menuntut lengsernya rezim Al Khalifa dan kebebasan para tawanan politik.

Instabilitas Bahrain sampai sekarang telah menewaskan puluhan orang dan ribuan lainnya luka-luka.

Kelompok-kelompok pembela HAM berkali-kali mengecam tindakan rezim Al Khalifa atas represi para penentang dan meminta perbaikan dalam sistem politik negara.

Rezim Al Khalifa dengan melanjutkan kebijakan represi para penentang telah membunuh puluhan demonstran dan memenjarakan banyak aktivis politik dan oposisi dengan waktu yang panjang.

http://iqna.ir/fa/news/3489621

Kunci-kunci: ulama ، bahrain
captcha