IQNA

Palestina Kecam Kereta Gantung Yerusalem:

Kikis Identitas Islam-Kristen

21:32 - May 17, 2022
Berita ID: 3476832
Teheran IQNA, Mahkamah Agung Israel menolak petisi untuk mencabut persetujuan atas rencana proyek kereta gantung di wilayah Yerusalem Timur. Otoritas Palestina mengecam keras keputusan itu dengan menyebutnya akan mengikis identitas Islam dan Kristen di wilayah itu.

Menurut IQNA, seperti dilansir detik.com, Selasa (17/5/2022), putusan itu diambil secara bulat oleh panel tiga hakim pada Mahkamah Agung Israel pada Minggu (15/5) waktu setempat.

Dokumen putusan yang disebarluaskan Kementerian Kehakiman Israel menunjukkan pengadilan memutuskan untuk tidak melakukan intervensi untuk membalikkan persetujuan pemerintah Israel tahun 2019 atas rencana proyek tersebut. Ditegaskan pengadilan bahwa prosedur perencanaan yang tepat telah dipatuhi.

Para penggugat dari Palestina maupun Israel sendiri menyebut rencana proyek itu akan mengubah lanskap kuno Yerusalem.

Proyek kereta gantung yang diusulkan itu akan mengangkut sekitar 3.000 turis dan peziarah setiap jamnya dari Yerusalem bagian barat menuju area dekat gerbang Dung Gate dan Kota Tua di Yerusalem Timur dalam perjalanan hanya selama empat menit.

Warga Palestina sebelumnya menyebut proyek kereta gantung itu akan menghapus warisan mereka di area-area yang mereka inginkan menjadi negara masa depan, dan bahwa rute yang direncanakan akan menempatkan kabel gantung hanya beberapa meter di atas rumah mereka di Yerusalem Timur.

Dalam tanggapan atas putusan Mahkamah Agung Israel, Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam keras dan menyebut proyek kereta gantung itu sebagai 'bagian integral dari kampanye Yudaisasi Israel di Yerusalem dengan maksud untuk mengikis identitas Palestina, Islam dan Kristennya'.

"Putusan pengadilan ini menjadi bukti lainnya bahwa sistem pengadilan merupakan bagian dari pendudukan Israel untuk memenuhi rencana permukiman dan Yudaisasi," sebut Kementerian Luar Negeri Palestina dalam pernyataannya.

Lebih lanjut, Palestina juga menyerukan kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) dan komunitas internasional untuk semakin menekan Israel agar menghentikan proyek tersebut.

Proyek kereta gantung di Yerusalem itu akan membentang sejauh 1,4 kilometer, mulai dari area Bukit Zaitun yang berdekatan dengan Kota Tua, Yerusalem, hingga ke Gerbang Al-Maghariba, yang merupakan salah satu gerbang utama Kota Tua dekat Masjid Al-Aqsa.

Israel menduduki Yerusalem Timur, yang menjadi lokasi kompleks Masjid Al-Aqsa, saat Perang Arab Israel tahun 1967 silam. Israel menganeksasi seluruh kota Yerusalem tahun 1980 -- langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Pemerintah Israel menyebut kereta gantung itu akan memberikan keuntungan pariwisata untuk situs-situs di Kota Tua yang disucikan oleh umat Yahudi, Muslim dan Kristen, dan akan mengurangi kepadatan lalu lintas menuju area tersebut.

Kelompok hak budaya dan lingkungan Israel dan warga Palestina di Silwan -- area Yerusalem Timur di kaki Kota Tua -- masuk dalam daftar penggugat proyek itu.

Koalisi kelompok-kelompok yang menentang proyek itu menyebut kereta gantung akan 'memberikan pukulan fatal' terhadap pemandangan bersejarah dan mengubah rute lalu lintas wisata, juga melukai para pedagang Palestina di Kota Tua.

"Yang tersisa sekarang adalah perjuangan publik untuk menghentikan proyek gila ini," ucap Hagit Ofran dari kelompok Peace Now Israel yang menentang proyek kereta gantung tersebut. (HRY)

Kunci-kunci: israel ، palestina ، Yerusalem ، Kereta Gantung
captcha